Senin, 16 Februari 2015

TEKNIK DASAR UNTUK PEMULA PHOTOGRAFER

A. Fotografi

Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Photo (Cahaya) dan Grafo ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar (tanpa cahaya tidak akan ada hasil foto).


B. Kamera SLR

Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau Kamera D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik (Viewfinder) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa.   Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa  karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa .

Fotografi berkaitan erat dengan cahaya (jadi untuk menghasilkan sebuah foto diperlukan adanya cahaya, tanpa ada cahaya maka tidak akan ada foto), maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed (Kecepatan Rana) dan Aperture (Diafragma).

C. Lensa

Dalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (film). Di bagian luar lensa  biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa  jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.

PANJANG LENSA

Panjang lensa  biasa disebut Focal Length

Panjang lensa mempengaruhi:
a. JARAK pemotretan
b. SUDUT pandang
c. PEMBESARAN
d. FASILITAS BUKAAN DIAFRAGMA

Lensa Khusus:
a. Lensa Makro (biasa disebut Macro Lens)
b. Penambahan panjang lensa (biasa disebut Tele Converter atau Extender)
c. Lensa pengoreksian perspektif pada subjek
d. Lensa Lunak (biasa disebut Soft Focus Lens)

Macam-macam lensa

  • Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
  • Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
  • Lensa Fish Eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.
  • Lensa Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.
  • Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa tandar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa idak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa ang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
  • Lensa Makro. Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.

D. Fokus

Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang..

F. Shutter Speed

Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur.

Foto dengan shutter speed lambat
Foto dengan shutter speed lambat 


Foto dengan shutter speed cepat
Foto dengan shutter speed cepat 

G. Aperture

Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf  F  kecil dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst...

Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa  (f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0,  f/2,8 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/16).
Gambar Aperture pada lensa
Gambar Aperture pada lensa 


Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa maka shutter speed akan semakin melambat.

perbadingan hasil foto dg memakai angka f kecil dan angka f besar

Keterangan:

perhatikan perbedaan rentang ruang tajam pada ketiga foto diatas. Pada bukaan diafragma besar ruang tajamnya lebih sempit dan demikian seterusnya.

Tips : 

Gunakan bukaan besar (angka f kecil) untuk mengisolasi background yang mengganggu. Gunakan bukaan kecil (angka f besar) untuk pemotretan lanskap (pemandangan).

Beberapa istilah dlm fotografi yang amat perlu difahami:

  1.  APS: Advanced Photo System
  2.  DIL : Drop in Loading
  3.  CID : Cartridge Identification number
  4.  FID : Film strip Identification number
  5.  USC : Uniform Sigma Crystal/kristal sigma seragam
  6.  Kristal sigma : Butir-butir perak halida
  7.  AFS : Auto Focus Silent Wave Motor
  8.  AFD : Auto Focus Distance Information
  9.  DIR : Development Inhibitor Releaser
  10.  SPD : Silicon Photo Diode
  11.  LCD : Liquid Crystal Display
  12.  LED : Light Emitting Diode, lampu
  13.  ISO/ASA : Derajat sensitivitas film
  14.  ISO : International Standart Organization
  15. ASA : American Standart Association
  16. DIN : Deutsche Industry Norm
  17. NiMH : Nikel Metal Hydride
  18. NiCd : Nikel Cadmium
  19. DRAM : Data Random Acces Memory
  20. RISC : Reduce Intruction Set Computer
  21. CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital)
  22. CPL : Circular Polarizing
  23. USM : Ultrasonic motor
  24. ESP : Elektro-Selective Pattern (Sistem pengkuran cahaya otomatik, di saat kondisi kesenjangan kecerahannya sangat besar
  25. SLR : single Lens Reflek, kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma
  26. TLR : Twin lens Refleks, kamera yang menggunakan dua lensa , satu untuk melihat, lainnya utnuk meneruskan cahaya ke film
  27. Lens Mount : Dudukan lensa
  28. MF : Manual Fokus
  29. AF : Auto Fokus
  30. Fps : Frame per second:, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik
  31. DOF : Depth of Field; ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat tajam/focus, bergantung pada: diafragma, panjang lensa dan jarak objek
  32. GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma
  33. AR Range : Tingkat terang cahaya dimana system aotufocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV
  34. EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Sample, EV=0 kekuatan cahaya pada difragma f/1,0 kecepatan 1 detik
  35. Exposure mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 tipe: manual, Aperture priority, Shutter priority dan Programed (auto)
  36. Aperture : Diafragma
  37. Lens Hood : Tudung lensa
  38. Aperture priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis
  39. Shutter : Rana
  40. Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma otomatis
  41. Exposure compensation :Kompensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal menjadi lebih atau kurang
  42. Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan blitzt
  43. Metering: Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted, evaluative/matrix, dan spot
  44. Center weighted Metering : Pengukuran pencahayaan pada 60% daerah tengah gambar
  45. Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan presentase tertentu
  46. Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu
  47. View finder : Jendela bidik
  48. Built in Dioptri: Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa+ atau – bagi mereka yang berkacamata)
  49. Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik
  50. Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen
  51. Focusing screen : Layar focus
  52. Bracheting : Pengambilan gambar yang sama menggunakan pengukuran pencahayaan yang berbeda
  53. Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis
  54. TTL: Through The Lens, Sistem pengukuran pencahayaan melalui lensa
  55. Remote Flash : Melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkannya si duatu tempat untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan
  56. Bounce : Cahaya lampu kilat yang di pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga cahaya menerangi objek secara merata
  57. Slave unit : (Lampu kilat + mata listrik/elctric eye); adalah alat abntu yang sanggup menyalakan lampu kilat bila mata itu menerima sinar dari lampu kilat lain
  58. Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa melalui kabel
  59. Multiple exposure : Fasilitas pemotretan berulang pada fram eyang sama
  60. Pupup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body
  61. Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV
  62. Red Eye Reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari
  63. PC terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe
  64. Hot shoe : Kaki blitz
  65. Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak
  66. Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara otomatis dalam EV yang sama, misalnya dari 1/125 menjadi 1/250 detik, f 5.6 dmenjadi f 11
  67. Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup
  68. Shutter release : Pelepas rana
  69. Self Timer : Alat penangguh waktu pada kamera
  70. Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar tangan
  71. Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film
  72. Reloadable to last frame: fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah ke posisi terakhir yang terpakai
  73. Fill In flash : Blitz pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan
  74. Intervalometer : Fasilitas epmotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu
  75. Multispot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik
  76. Back : Sisi belakang kamera, berfungis pula sebagai penutup film
  77. Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk pergantian lensa
  78. Bulk film : Film kapasitas 250 exposure
  79. Wide lens : lensa lebar, mempunya jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50,,, biasanya:
    · 16-22mm (lensa lebar super)
    · 24-35mm (lensa lebar medium
    · 6-15mm (lensa mata ikan)
  80. Push : Meningkatkan kepekaan film dalam pemotretan, missal dari ISO 100-200/lebih
  81. Pull : kebalikan dari Push
  82. Main light : Cahaya pengisi/tambahan
  83. Foto wedding : Potraiture berpasangan (menciptakan rekaman gambar yang romantisme, baik dari posenya maupun dari suasananya
  84. Foto wedding terbagi 2 yaitu:
  85. Neo Classic Potraiture, ialah bentuk visual foto berpasangan yang beraura romantis
  86. Classic wedding, ialah bentuk foto berpasangan yang harus menjadi kenangan
  87. Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek angin
  88. Reverse ring : digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor
  89. Golden section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling berhubungan
  90. Komposisi : susunan garis, bidang, nada, kontras dan tekstur dalam suatu format tertentu
  91. Siluet : Teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menunjukkan detilnya
  92. Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto
  93. Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang menjaid garis-garis sementara objek utama terekam jelas
  94. Sandwich : Teknik menggabungkan foto
  95. Cross process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif (C 41), sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto
  96. Esai foto : (Biar foto yang bicara), merangkai foto menjadi cerita bertem
  97. xposure time kalo ga salah sih lamanya waktu kita ngebuka bukaan ( Biasanya di mode Bulb )
  98. Sesuai dengan artinya, Interpolasi merupakan salah satu cara yang dipakai untuk memperbesar ukuran gambar dengan memultiplikasi pixel ukuran gambar yang diduplikasi menjadi lebih besar. Biasanya gambar interpolasi bila dilihat dengan teliti akan menurunkan ketajaman gambar karena bukan hasil asli keluaran dari sensor.
  99. HSM : Singkatan dari Hypersonic Motor. Artinya kurang lebih sama dengan USM, auto fokus cepat dan tidak bersuara. Kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sigma.
  100. AF-S : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Nikon.
  101. SAM : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sony.
  102. AF : Lensa Nikon yang tidak memiliki auto fokus built-in. Di kamera pemula Nikon seperti D60 dan D5000, tidak bisa mengunakan lensa ini untuk auto fokus, tapi harus dengan manual fokus.
  103. VR : Singkatan dari Vibration Reduction, fungsinya sama dengan Image Stabilization.
  104. OS : Singkatan dari Optical Stabilization, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.
  105. VC : Singkatan dari Vibration Compensation, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Tamron.
  106. DX, DT, DC : Kode lensa yang di optimalkan untuk kamera sensor krop. Kode ini akan Anda temukan di lensa Nikon, Sony atau Sigma.
  107. DG : Kode lensa yang di kompatibel untuk kamera sensor krop dan full frame. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.
  108. L -> kependekan dari "Luxury", biasa diplesetkan menjadi "Larang". Lensa-lensa L-series Canon adalah lensa yang berada di jajaran atas. Dibuat dengan optik-optik pilihan yang berkualitas, juga memiliki build quality yang baik dan kokoh. Lensa seri ini ditandai dengan adanya gelang merah di leher bagian depan lensa. L singkatan dari luxury alias lensa mewah yg kualitasnya tinggi.
  109. DO -> kependekan dari "Diffractive Optics". Lensa seri ini bila dibandingkan dengan lensa lain yang memiliki focal length dan aperture maksimal yang sama biasanya memiliki bentuk yang lebih kecil dan berat yang lebih ringan. Canon juga meng-claim lensa seri DO ini memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi chromatic aberration. Lensa ini ditandai dengan adanya gelang berwarna hijau di leher lensa bagian depan. Hingga saat ini Canon baru memproduksi 2 macam lensa dengan diffractive optics ini.
  110. EF -> mount lensa Canon sejak tahun 1987, mount sebelumnya bernama FD. Tambahan -S di belakang adalah kependekan dari Short Back Focus. Lensa dengan seri ini memiliki 'buritan' yang lebih nongol sehingga tidak bisa masuk ke body fullframe. Desainnya pun memang dirancang untuk body non-fullframe (APS-C) sehingga memiliki image circle yang lebih kecil daripada lensa seri EF biasa. Jika dipaksakan dipasang pada body fullframe (baik dibantu dengan extension tube atau cara lain), maka akan menghasilkan foto dengan vignetting yang cukup parah akibat jangkauan image circle tidak sampai mencakup keseluruhan frame.
  111. IS -> kependekan dari "Image Stabilizer". Teknologi peredam getar pada lensa yang memungkinkan lensa menstabilkan getaran tangan yang bisa menyebabkan foto shaking. Kemampuan IS biasanya diukur dengan stop rating, di mana semakin tinggi angka ratingnya, semakin baik kemampuan IS lensa tersebut dalam menstabilkan getaran.
  112. USM -> kependekan dari "Ultra-sonic Motor", bisa diplesetkan menjadi "Untuk Semua Momen". Lensa AF dengan motor ini biasanya memiliki kemampuan autofocus yang lebih cepat dan senyap sehingga dapat menangkap momen dengan lebih baik dan akurat.
  113. EF-S : jenis vatting / pangkon / bajonet / mounting

Aplikasi Foto Editing


image-editor-tb.jpg

1. GIMP (GNU Image Manipulation Program)

GIMP (GNU Image Manipulation Program) merupakan sebuah aplikasi image editor open-source untuk tingkat lanjut, dalam arti bisa digunakan untuk melakukan editing foto, image, gambar, ilustrasi, atau animasi sekalipun, dengan ketersediaan berbagai plugins dan brush sehingga bisa digunakan sebagai sebuah software yang powerful untuk mengerjakan pekerjaan image editing yang kompleks. GIMP merupakan sebuah software image editor yang cukup canggih yang disebut-sebut sebagai pengganti Adobe Photoshop.
gimp-sc-web.jpg
Download GIMP di sini
*

2. Paint.NET

Paint.NET adalah sebuah aplikasi edit foto/image gratis open-source untuk OS Windows dengan fitur user interface yang menyenangkan dan inovatif, menyediakan dukungan terhadap penggunaan layer, proses undo yang tak terbatas (unlimited undo), efek khusus, serta berbagai tools yang variatif dan powerful. Jadi bisa dibilang, Paint.NET adalah aplikasi image editor yang cukup simple namun kaya fitur.
paint-dot-net-sc-web.jpg
Download Paint.NET di sini
*

3. Photo Pos Pro

Aplikasi freeware bernama Photo Pos Pro Photo Editor ini juga kaya fitur dengan interface dan tool yang fleksibel, sehingga bisa digunakan sebagai tool iamge enhancing (perbaikan image/foto) dan image editor, bahkan untuk kalangan graphic designer. Namun bisa cukup simpel untuk digunakan oleh pengguna biasa untuk melakukan edit foto sederhana.
photo-pos-pro-sc-web.jpg
Download Photo Pos Pro di sini
*

4. PhotoFiltre

Kalau PhotoFiltre ini merupakan software edit foto gratis dengan tampilan yang lebih simpel namun cukup banyak juga fiturnya, bisa digunakan pengguna umum untuk melakukan editing foto simpel dan juga bisa digunakan lebih serius, terutama untuk adjustments atau polesan foto dengan ketersediaan berbagai macam filter / efek.
photofiltre-sc-web.jpg
Download PhotoFiltre di sini
*

5. Photoscape

Aplikasi edit foto bernama Photoscape ini lebih ditujukan untuk penggunaan yang sifatnya lebih fun dan mudah digunakan, untuk tujuan memperbaiki tampilan foto. Ada fitur yang unik yaitu Face Search untuk mencari foto wajah yang mirip melalui pencarian di Internet.
Photoscape ini merupakan aplikasi paket berisi aplikasi photo editor, batch editor (edit sekaligus banyak foto), merge atau penggabungan foto jadi satu foto. Disediakan juga tool untuk keperluan animasi GIF, screen capture, (screenshot tool), dan color picker. Selain itu ada juga aplikasi browser foto / viewer, dan tool lainnya.
photoscape-sc-web.jpg
Download Photoscape di sini
*

6. Photobie Design Studio

Photobie menggabungkan fitur untuk kalangan amatir dan juga bisa berguna untuk kalangan profesional. Software image editor yang satu ini menyediakan tool photo editing, scrapbooking, animation, screen capture. Photobie juga merupakan sebuah komunitas online pengguna untuk saling berbagi dan menunjukkan karya grafisnya, dan juga merupakan network bagi sebagian kalangan profesional yang menyediakan software dan layanan desain grafis dan web design.
photobie-design-studio-sc-web.jpg
Download Photobie Design Studio di sini
*


7. Zoner Photo Studio Free

Zoner Photo Studio Free merupakan aplikasi edit yang cukup powerful namun cukup mudah digunakan. Image editor ini juga menyediakan tool untuk perbaikan foto, manajemen atau pengorganisasian foto, pengaturan dan tag informasi di dalam foto, dan ada juga fitur untuk membuat gambar 3D, calender, kartu, dll. Ada juga fitur Pro (versi berbayar) untuk kalangan fotografer profesional.
zoner-photo-studio-sc.jpg
Download Zoner Photo Studio Free di sini
*

8. Mito Xiu Xiu

Software edit foto asal China aka Mandarin yang terbilang cukup populer yang biasa juga disebutXiu Xiu Meitu ini bisa digunakan untuk mengubah foto biasa jadi keren aka istimewa, dengan tersedianya efek-efek khusus. Penggunaannya mudah namun hasilnya cukup bagus (tentunya buat yang mengerti bahasa yang digunakan software ini :) )
xiuxiu-meitu.jpg
Download Xiu Xiu:
Homepage: link 1 — Translated: link 2 — Direct download: link 3.
*

9. Chasys Draw IES

Chasys Draw IES merupakan sebuah paket aplikasi edit foto/gambar/image, di dalamnya sudah terdapat software image editor dengan dukungan penggunaan layer (seperti Photoshop) termasuk untuk edit gambar high resolution, edit icon, atau pun edit gambar animasi gif, lalu bisa berfungsi sebagai image viewer, dan juga image converter (konversi gambar). Software ini relatif mudah digunakan dengan hasil yang cukup bagus, dan mendukung penggunaan plugins.
chasys-draw-ies
Download Chasys Draw IES di sini
*

10. virtualStudio

Software edit foto virtualStudio ini merupakan salah satu aplikasi alternatif simpel yang mudah digunakan untuk menggantikan aplikasi yang kompleks untuk sekedar memberikan efek artistikpada sebuah foto atau gambar. Walau pun simpel, di dalamnya sudah terdapat aplikasivirtualPhotographer dan juga plugins yang bisa digunakan sebagai sebuah digital photo editoruntuk menghasilkan efek foto yang terlihat profesional.
virtualStudio
Direct download virtualStudioklik di sini
*

11. PixBuilder Studio

PixBuilder Studio juga merupakan salah satu aplikasi edit foto simpel yang mudah digunakan, namun menyediakan berbagai fitur efek foto profesional seperti efek khusus, konsep layer termasuk layer teks dengan bayangan, dock, undo history, fungsi selection yang fleksibel, dan berbagai fitur advanced lainnya, untuk menghasilkan sebuah foto dengan tampilan profesional. Untuk informasi selengkapnya lilahkan lihat di sini: PixBuilder Studio.
PixBuilder Studio
Direct download PixBuilder Studiolink – Homepage: link

Tips Untuk Teknik Pemotretan Bagi Fotografer Pemul

Membuat foto indah melibatkan pemikiran-pemikiran dan ide yang kreatif. Meskipun sering terbantu dengan peralatan fotografi yang bagus, namun yang Anda perlukan sebelum pengambilan foto adalah berpikir dan mengerti tentang apa yang Anda coba tangkap dari objek atau yang akan Anda ciptakan dari objek. Berikut ini adalah beberapa teknik pemotretan yang dapat dijadikan pedomanuntuk membantu para fotografer pemula dalam meningkatkan keahlian fotografinya.


1. Potret lebih dekat ke Point Of Interest (POI, fokus utama dalam foto)
Setiap kali Anda melihat objek, bergeraklah lebih mendekat (bisa juga dengan menggunakan zoom) agar frame atau foto terlihat terisi penuh oleh objek yang ingin Anda fokuskan, jangan meninggalkan banyak ruang kosong dalam frame atau foto Anda karena akan terlihat tidak menarik oleh orang lain dan objeknya terlihat tidak detail. Coba perhatikan dua foto dibawah ini, mana menurut Anda yang lebih menarik dilihat? Foto yang ke-dua lebih indah dan menarik untuk dilihat bukan?
Objek perahu terlalu jauh, banyak ruang kosong dalam frame
© Jim Miotke 2005
Objek kapal lebih dekat, frame terlihat lebih terisi
© Jim Miotke 2005 
 2. Potret dengan cepat untuk menangkap momen
Jangan sampai terlalu lama dalam melakukan pengaturan pada kamera karena Anda bisa kehilangan momen yang bagus pada objek Anda, lakukan pemotretan sesegera mungkin dan secepat mungkin. Anda tidak usah khawatir tentang pengambilan gambar yang terlalu banyak karena gambar yang tidak bagus nantinya bisa dihapus. Yang penting potret dulu, baru nanti dipelajari masing-masing foto yang sudah diambil.
Foto yang diambil dengan cepat
© Jim Miotke 2005
3. Hati-hati dalam mengkomposisi objek dalam foto
Jika Anda ingin mengkomersilkan foto Anda, lakukan segala usaha terhadap foto Anda agar komposisi objek terlihat seimbang dan indah karena orang-orang lebih banyak merespon foto yang memiliki semua elemen yang seimbang. Upayakan foto mengarahkan mata menuju objek yang difokuskan dengan menggunakan garis atau pola.
Komposisi yang seimbang
© Jim Miotke 2005
4. Selektif dalam menampilkan elemen-elemen dalam foto
Seleksi dan jauhkan elemen-elemen yang dapat mengganggu dan mengalihkan perhatian orang-orang ke objek utama sebagai fokus dari foto atau Point of Interest. Cara yang termudah untuk melakukannya adalah melakukan komposisi melalui jendela bidik kamera Anda, geser posisi tempat Anda akan memotret untuk hindari elemen-elemen yang bisa mengganggu objek utama dalam jendela bidik seperti adanya kabel listrik, ranting pohon yang terlihat dari samping, jari tangan Anda atau tali kamera Anda yang terlihat melalui jendela bidik. Cara lain untuk menyeleksi elemen-elemen dalam foto yaitu dengan melakukan foto editing dengan menggunakan software tertentu untuk menghilangkan elemen-elemen yang mengganggu keindahan foto Anda.
Teknik Panning, cara lain untuk menyeleksi elemen-elemen dalam foto
© Jim Miotke 2005
5. Fokus pada objek
Lakukan latihan memotret dengan menggunakan Aperture yang berbeda dan periksa hasil foto tersebut untuk mempelajari bagaimana Depth-of-Field (DoF, kedalaman fokus foto) mempengaruhi hasil pemotretan Anda. Anda akan menemukan bahwa Depth-of-Field yang lebih kecil atau sempit (f-stop lebih kecil, misal f2.8) menghasilkan foto yang semua fokusnya tertuju pada objek Anda dan background nya akan terlihat blur, teknik foto ini cocok digunakan untuk memotret anak Anda, binatang kesayangan Anda, foto model, dll.
Sedangkan untuk Depth-of-Field yang lebih besar (f-stop lebih besar, misal f22) akan menghasilkan foto dengan fokus ke semua area yang terlihat dalam jendela bidik, teknik ini cocok digunakan untuk memotret pemandangan.
Fokus pada objek dengan DoF yang sempit
© Jim Miotke 2005
6. Bereksperimen dengan Shutter Speed
Salah satu aspek yang paling dasar dan menyenangkan dalam dunia fotografi adalah bahwa Anda memiliki kemampuan untuk memperlambat kurun waktu atau menangkap objek sepersekian detik.
Gunakan teknik Shutter Speed yang lambat dan tripod untuk membuat foto yang cantik dari aliran sungai atau teknik Shutter Speed yang cepat (1/500 keatas) untuk menangkap objek yang bergerak.
Memotret air terjun dengan Shutter Speed lambat
© Jim Miotke 2005
7. Perhatikan arah sumber cahaya
Perhatikan posisi matahari untuk melihat dengan jenis cahaya yang Anda gunakan memotret. Jika Anda ingin menghasilkan foto siluet lakukan pemotretan dengan posisi matahari berada dibelakang objek, sebaliknya jika Anda ingin cahaya fokus pada objek maka lakukan pemotretan dengan posisi matahari berada didepan atau disamping objek. Selain cahaya dari matahari, cahaya dapat dibuat dengan menggunakan lampu dan penggunaan lampu ini lebih fleksibel dalam menentukan arah datangnya cahaya sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih bagus.
Foto dengan pencahayaan dari samping, sumber cahaya dari matahari
© Jim Miotke 2005
8. Perhatikan cuaca
Lihat situasi diluar rumah dan putuskan apakah Anda ingin memiliki background langit dalam foto atau tidak. Jika mendung, hindari sebisa mungkin langit tidak tertangkap oleh kamera Anda dan hindari menjadi background foto Anda. Ketika hari cerah, lakukanlah pemotretan dengan menempatkan langit sebagai salah satu elemen dalam foto Anda.
Jika kamera Anda memungkinkan untuk penggunaan filter, gunakanlah filter Polarizer. Hal ini akan membantu Anda membuat langit menjadi lebih biru, kaya warna kontras dan efek indah lainnya.
Foto menggunakan filter Polarizer, menghasilkan efek langit yang lebih biru
© Jim Miotke 2005
9. Gunakan Mode kamera yang cocok buat Anda
Setiap kamera terdapat beberapa Mode pemotretan, jangan hanya terpaku untuk menggunakan Mode "AUTO" atau "Program" yang serba otomatis karena akan menghasilkan foto yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang Anda inginkan. Gunakanlah Mode yang semi otomatis (seperti Aperture Priority; Av, Shutter Speed Priority; Tv, dll) agar Anda bisa mengontrol setting-an tertentu untuk mendapatkan foto yang lebih indah dan sesuai dengan keinginan Anda.

10. Berani dalam memotret
Jangan biarkan diri Anda merasa takut akan resiko dalam memotret objek apapun karena hal tersebut akan mematikan kreatifitas Anda dalam memotret untuk mendapatkan foto yang mengagumkan. Jika Anda ingin memotret momen atau objek yang tidak ingin Anda lewatkan dalam kondisi hujan atau Anda sedang berada diatas perahu, beranikan diri Anda memotret dengan kamera yang telah dilindungi tas plastik transparan yang kedap air (waterproof bag), jangan takut kamera Anda akan basah atau Anda akan kehilangan momen yang mengagumkan.
Foto yang dipotret dari atas perahu dengan menggunakan 
kamera yang dilindungi tas yang kedap ai

Tips Untuk Teknik Pemotretan Bagi Fotografer Pemul

Membuat foto indah melibatkan pemikiran-pemikiran dan ide yang kreatif. Meskipun sering terbantu dengan peralatan fotografi yang bagus, namun yang Anda perlukan sebelum pengambilan foto adalah berpikir dan mengerti tentang apa yang Anda coba tangkap dari objek atau yang akan Anda ciptakan dari objek. Berikut ini adalah beberapa teknik pemotretan yang dapat dijadikan pedomanuntuk membantu para fotografer pemula dalam meningkatkan keahlian fotografinya.


1. Potret lebih dekat ke Point Of Interest (POI, fokus utama dalam foto)
Setiap kali Anda melihat objek, bergeraklah lebih mendekat (bisa juga dengan menggunakan zoom) agar frame atau foto terlihat terisi penuh oleh objek yang ingin Anda fokuskan, jangan meninggalkan banyak ruang kosong dalam frame atau foto Anda karena akan terlihat tidak menarik oleh orang lain dan objeknya terlihat tidak detail. Coba perhatikan dua foto dibawah ini, mana menurut Anda yang lebih menarik dilihat? Foto yang ke-dua lebih indah dan menarik untuk dilihat bukan?
Objek perahu terlalu jauh, banyak ruang kosong dalam frame
© Jim Miotke 2005
Objek kapal lebih dekat, frame terlihat lebih terisi
© Jim Miotke 2005 
 2. Potret dengan cepat untuk menangkap momen
Jangan sampai terlalu lama dalam melakukan pengaturan pada kamera karena Anda bisa kehilangan momen yang bagus pada objek Anda, lakukan pemotretan sesegera mungkin dan secepat mungkin. Anda tidak usah khawatir tentang pengambilan gambar yang terlalu banyak karena gambar yang tidak bagus nantinya bisa dihapus. Yang penting potret dulu, baru nanti dipelajari masing-masing foto yang sudah diambil.
Foto yang diambil dengan cepat
© Jim Miotke 2005
3. Hati-hati dalam mengkomposisi objek dalam foto
Jika Anda ingin mengkomersilkan foto Anda, lakukan segala usaha terhadap foto Anda agar komposisi objek terlihat seimbang dan indah karena orang-orang lebih banyak merespon foto yang memiliki semua elemen yang seimbang. Upayakan foto mengarahkan mata menuju objek yang difokuskan dengan menggunakan garis atau pola.
Komposisi yang seimbang
© Jim Miotke 2005
4. Selektif dalam menampilkan elemen-elemen dalam foto
Seleksi dan jauhkan elemen-elemen yang dapat mengganggu dan mengalihkan perhatian orang-orang ke objek utama sebagai fokus dari foto atau Point of Interest. Cara yang termudah untuk melakukannya adalah melakukan komposisi melalui jendela bidik kamera Anda, geser posisi tempat Anda akan memotret untuk hindari elemen-elemen yang bisa mengganggu objek utama dalam jendela bidik seperti adanya kabel listrik, ranting pohon yang terlihat dari samping, jari tangan Anda atau tali kamera Anda yang terlihat melalui jendela bidik. Cara lain untuk menyeleksi elemen-elemen dalam foto yaitu dengan melakukan foto editing dengan menggunakan software tertentu untuk menghilangkan elemen-elemen yang mengganggu keindahan foto Anda.
Teknik Panning, cara lain untuk menyeleksi elemen-elemen dalam foto
© Jim Miotke 2005
5. Fokus pada objek
Lakukan latihan memotret dengan menggunakan Aperture yang berbeda dan periksa hasil foto tersebut untuk mempelajari bagaimana Depth-of-Field (DoF, kedalaman fokus foto) mempengaruhi hasil pemotretan Anda. Anda akan menemukan bahwa Depth-of-Field yang lebih kecil atau sempit (f-stop lebih kecil, misal f2.8) menghasilkan foto yang semua fokusnya tertuju pada objek Anda dan background nya akan terlihat blur, teknik foto ini cocok digunakan untuk memotret anak Anda, binatang kesayangan Anda, foto model, dll.
Sedangkan untuk Depth-of-Field yang lebih besar (f-stop lebih besar, misal f22) akan menghasilkan foto dengan fokus ke semua area yang terlihat dalam jendela bidik, teknik ini cocok digunakan untuk memotret pemandangan.
Fokus pada objek dengan DoF yang sempit
© Jim Miotke 2005
6. Bereksperimen dengan Shutter Speed
Salah satu aspek yang paling dasar dan menyenangkan dalam dunia fotografi adalah bahwa Anda memiliki kemampuan untuk memperlambat kurun waktu atau menangkap objek sepersekian detik.
Gunakan teknik Shutter Speed yang lambat dan tripod untuk membuat foto yang cantik dari aliran sungai atau teknik Shutter Speed yang cepat (1/500 keatas) untuk menangkap objek yang bergerak.
Memotret air terjun dengan Shutter Speed lambat
© Jim Miotke 2005
7. Perhatikan arah sumber cahaya
Perhatikan posisi matahari untuk melihat dengan jenis cahaya yang Anda gunakan memotret. Jika Anda ingin menghasilkan foto siluet lakukan pemotretan dengan posisi matahari berada dibelakang objek, sebaliknya jika Anda ingin cahaya fokus pada objek maka lakukan pemotretan dengan posisi matahari berada didepan atau disamping objek. Selain cahaya dari matahari, cahaya dapat dibuat dengan menggunakan lampu dan penggunaan lampu ini lebih fleksibel dalam menentukan arah datangnya cahaya sehingga dapat menghasilkan foto yang lebih bagus.
Foto dengan pencahayaan dari samping, sumber cahaya dari matahari
© Jim Miotke 2005
8. Perhatikan cuaca
Lihat situasi diluar rumah dan putuskan apakah Anda ingin memiliki background langit dalam foto atau tidak. Jika mendung, hindari sebisa mungkin langit tidak tertangkap oleh kamera Anda dan hindari menjadi background foto Anda. Ketika hari cerah, lakukanlah pemotretan dengan menempatkan langit sebagai salah satu elemen dalam foto Anda.
Jika kamera Anda memungkinkan untuk penggunaan filter, gunakanlah filter Polarizer. Hal ini akan membantu Anda membuat langit menjadi lebih biru, kaya warna kontras dan efek indah lainnya.
Foto menggunakan filter Polarizer, menghasilkan efek langit yang lebih biru
© Jim Miotke 2005
9. Gunakan Mode kamera yang cocok buat Anda
Setiap kamera terdapat beberapa Mode pemotretan, jangan hanya terpaku untuk menggunakan Mode "AUTO" atau "Program" yang serba otomatis karena akan menghasilkan foto yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang Anda inginkan. Gunakanlah Mode yang semi otomatis (seperti Aperture Priority; Av, Shutter Speed Priority; Tv, dll) agar Anda bisa mengontrol setting-an tertentu untuk mendapatkan foto yang lebih indah dan sesuai dengan keinginan Anda.

10. Berani dalam memotret
Jangan biarkan diri Anda merasa takut akan resiko dalam memotret objek apapun karena hal tersebut akan mematikan kreatifitas Anda dalam memotret untuk mendapatkan foto yang mengagumkan. Jika Anda ingin memotret momen atau objek yang tidak ingin Anda lewatkan dalam kondisi hujan atau Anda sedang berada diatas perahu, beranikan diri Anda memotret dengan kamera yang telah dilindungi tas plastik transparan yang kedap air (waterproof bag), jangan takut kamera Anda akan basah atau Anda akan kehilangan momen yang mengagumkan.
Foto yang dipotret dari atas perahu dengan menggunakan 
kamera yang dilindungi tas yang kedap ai